PEMUDA, TERORIS, DAN BANGSA
INDONESIA
DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH
PAPER WRITING COMPETITION
OLIMPIADE ILMU
SOSIAL VIII (OIS) TINGKAT NASIONAL 2011
DISELENGGARAKAN OLEH BEM FISIP UI
Oleh :
MOCHAMMAD ILHAM ABDUL FURQON ( NIS : 091010083 )
NANANG ROIS ADNAN ( NIS. 091010022 )
WIRA
LESMANA ( NIS : 091010095 )
PEMBIMBING :
YAYAH MARDIYAH, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Kondisi sosial kemasyarakatan yang saat ini sedang
terjadi di Indonesia sungguh merupakan kondisi yang sangat mencemaskan.
Bagaimana tidak, dari hari ke hari kita selalu disuguhi dengan berita tentang
terorisme. Dan yang paling menggelisahkan hati adalah kenyataan bahwa
mereka yang akhir-akhir ini diduga menjadi pelaku terorisme adalah anak-anak
muda yang umurnya masih relatif belia. Fenomena apa ini ?
Fenomena banyaknya kaum muda yang terlibat dalam
gerakan terorisme di Indonesia merupakan fenomena yang sangat menggelisahkan.
Bagaimana tidak menggelisahkan, karena hal itu sangat bertolak belakang /
kontradiktif dengan kecenderungan yang saat ini sedang terjadi di beberapa
daerah yang selama ini banyak dilanda konflik. Intensitas konflik di Aceh,
Maluku maupun Poso dari waktu ke waktu semakin mereda. Namun ternyata hal itu
tidak diikuti dengan fenomena terorisme di Indonesia. Kita semua mengetahui,
dari waktu ke waktu fenomena terorisme bukan semakin menurun tetapi malah semakin
meningkat, meskipun kita juga mengetahui bahwa sebenarnya negara tidak tinggal
diam terhadap masalah tersebut. Negara telah melaksanakan berbagai program/
kegiatan yang bertujuan untuk memerangi terorisme / kontra terorisme, namun
ternyata semua itu belum membuahkan hasil. Bahkan fenomena terorisme semakin
menggelisahkan karena sudah melibatkan kaum muda yang sebenarnya merupakan aset
bangsa di masa depan.
Mengapa hal itu bisa
terjadi ? Untuk mendapatkan jawaban yang benar atas pertanyaan tersebut tentu kita membutuhkan
penelitian yang mendalam. Namun demikian, berdasarkan pengamatan kami semua itu
terjadi karena semenjak era reformasi tidak tersedianya sebuah wadah /
pendidikan yang mampu menuntun kaum muda untuk
memegang teguh nilai-nilai demokrasi. Berbeda dengan kehidupan bangsa Indonesia
di era 45 dan 65 yang mampu membentuk
pemuda Indonesia
menjadi manusia seutuhnya, manusia yang mampu memegang nilai-nilai demokrasi,
kehidupan bangsa Indonesia saat ini yang diliputi dengan suasana kebebasan
belum mampu membina kaum muda dengan baik. Hal itu terjadi karena selain karena
tidak adanya pendidikan pembentukan karakter
bagi kaum muda, juga semakin banyaknya informasi yang masuk secara bebas. Kaum
muda Indonesia yang hidup pada masa sekarang ini dapat diibaratkan sebagai anak
yang hidup di rumah tak berdinding, semua hal bisa masuk dan mempengaruhi
karakter anak tersebut.
Kaum muda adalah manusia yang masih mencari jati diri.
Ia akan berusaha untuk mencari dan meniru segala hal yang dapat membuat mereka
merasa memiliki identitas/ jati diri. Keinginan untuk mencari yang muncul dalam diri kaum muda bukan merupakan
masalah. Namun yang menjadi masalah adalah ketika dalam proses pencarian
tersebut, akibat tidak adanya pendampingan, mereka menemukan sesuatu yang
salah, nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai
yang tidak menghargai pluralisme dan sikap toleransi pada orang lain. Inilah
sebenarnya akar /sumber
permasalahan terorisme yang selama ini membelenggu dan menghantui kehidupan bangsa Indonesia, yaitu adanya nilai-nilai yang
bertentangan dengan nilai demokrasi.
Oleh karena itu, selaku
pemuda Indonesia kita harus dapat mengetahui, memahami dan mengerti akan
keadaan bangsa indonesia saat ini, karena kita harus memberantas teroris untuk membuktikan pemuda peduli Bangsa Indonesia.
1.1 RUMUSAN
MASALAH
Berbicara
tentang teroris yang mengaitkan tentang pemuda tentunya mengundang banyak
pertanyaan dan permasalahan. Banyak hal-hal yang harus kita ketahui bersama. Contohnya saja Mengapa kebanyakan dari teroris di Indonesia
ialah para pemuda ?
Oleh karena itu, sesuai uraian latar belakang diatas di dalam karya tulis ilmiah ini
penulis mencoba mengangkat
beberapa permasalahan penting dalam menghadapi terorisme terhadap pemuda di Indonesia, yaitu : mengenai bagaimana Sejarah terorisme di Indonesia, Mengapa
Para Pemuda Menjadi Target Teroris, Apa faktor
penyebab pemuda
menjadi teroris, Bagaimana cara teroris merekrut pemuda dan
Bagaimana
solusi pemuda
dalam pemecahan masalahnya.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan karya
tulis ilmiah ini yaitu untuk memahami peran para pemuda Indonesia menanggapi
aksi teroris di Indonesia. Menambah ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu
politik, Menggambarkan secara umum mengenai sejarah teroris Indonesia, target
teroris, faktor penyebab , pengrekrutan pemuda, dan dampak yang ditimbulkan
oleh teroris tersebut. Serta mencari solusi dari para pemuda dengan tepat dan
cermat terhadap permasalahan teroris secara sederhana.
BAB II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
2.1 Sejarah Terorisme di indonesia
Sebelum kita beranjak lebih jauh, alangkah
baiknya jika kita memahami pengertian teroris terlebih dahulu. Sebagaimana yang
telah kita ketahui, Kata “teroris” ( pelaku )
dan terorisme (aksi) berasal dari kata latin’terrere’ yang kurang lebih berarti
membuat gemetar atau menggetarkan. Kata ‘teror’ juga bisa menimbulkan
kengerian. Tentu saja, kengerian dihati dan pikiran korbannya.
Berbicara tentang
terorisme tidak lepas dengan kekerasan atau radikalisme, dari zaman revolusi
Prancis sampai sekarang kekerasan terus bermunculan di mana-mana. Dunia ke-tiga
menjadi sentral kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku terorisme.
Untuk memahami makna terorisme lebih jauh dan
mendalam, kiranya perlu dikaji terlebih dahulu terorisme yang dikemukakan baik
oleh beberapa lembaga maupun dari yang lainnya, yaitu :
2.1.1
Dalam
UU No. 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, bahwa
terorisme adalah perbuatan melawan hukum secara sistematis dengan maksud untuk
menghancurkan kedaulatan bangsa dan Negara dengan membahayakan bagi badan,
nyawa, moral, harta benda dan kemerdekaan orang atau menimbulkan kerusakan umum
atau suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas, sehingga terjadi
kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis, kebutuhan pokok rakyat,
lingkungan hidup, moral, peradaban, rahasia Negara, kebudayaan, pendidikan,
perekonomian, teknologi, perindustrian, fasilitas umum, atau fasilitas
internasional.
2.1.1
Dalam Kamus
Bahasa Indonesia, Terorisme adalah penggunaan kekerasan atau ancaman untuk
menurunkan semangat, menakut-nakuti dan menakutkan terutama untuk tujuan
politik.
2.1.2
Menurut Konvensi
PBB, terorisme adalah segala bentuk tindak kejahatan yang
ditujukan langsung kepada Negara dengan maksud menciptakan bentuk teror tehadap
orang-orang tertentu atau kelompok orang atau
masyarakat luas.
Tindakan terorisme merupakan suatu
tindakan yang terencana, terorganisir dan berlaku dimana saja dan kepada siapa
saja. Tindakan teror bisa dilakukan dengan berbagai macam cara sesuai kehendak
yang melakukan, yakni teror yang berakibat fisik dan/atau non fisik (psikis).
Tindakan teror fisik biasanya berakibat pada fisik (badan) seseorang bahkan
sampai pada kematian, seperti pemukulan/pengeroyokan, pembunuhan, peledakan bom
dan lainnya. Non fisik (psikis) bisa dilakukan dengan penyebaran isu, ancaman,
penyendaraan, menakut-nakuti dan sebagainya. Akibat dari tindakan teror, kondisi
korban teror mengakibatkan orang atau kelompok orang menjadi merasa tidak aman
dan dalam kondisi rasa takut (traumatis). Selain berakibat pada orang atau kelompok orang, bahkan dapat
berdampak/berakibat luas pada
kehidupan ekonomi, politik dan kedaulatan suatu Negara.
2.2 Para Pemuda Jadi Target Teroris
Dari
serangkaian peristiwa terorisme yang hampir berlangsung selama satu dasawarsa (2000-2011)
di Indonesia, perlu kita ketahui bahwa terorisme di zaman modern ini banyak macamnya, ada teror melalui
surat, sms, telepon dan yang paling populer ialah teror bom. Masih teringat di
dalam benak kita akan ledakan Bom Bali 12 Oktober sembilan tahun lalu. Tak lama
kemudian terjadi ledakan bom di Kedubes Australia. Teror ini kembali terjadi
dan mengguncang Bali, lalu ledakan di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, serta
ledakan yang heboh yaitu bom buku. Semuanya mengguncang Indonesia terus
menerus. Mereka tak pandang bulu mencari mangsa, begitu pun sang pelaku
sendiri. Jika kita lihat, siapa saja sih yang bisa menjadi teroris? Siapa saja
bisa, baik itu pria, wanita,
orang
kaya, orang miskin, tua maupun remaja. Ya, remaja. Mereka pun mempunyai nama
tersendiri yaitu “Pengantin.” Masih ingat dengan bom bunuh diri yang dilakukan
oleh pemuda bernama Dani Dwi Permana di Hotel JW Marriot, dan juga ditahun ini,
bom bunuh diri kembali terjadi yang dilakukan oleh pemuda yang bernama
Syarifuddin di Masjid Polsek Cirebon. Namun, mengapa harus remaja? Generasi muda atau pemuda
merupakan sasaran empuk bagi perkaderan organisasi terorisme. Wajar saja, sebab
masa muda merupakan masa di mana ide/paham baru bisa dengan mudah ditanam dalam
pikiran mereka. Masa remaja juga ditandai dengan kepribadian yang masih labil.
Mereka belum mempunyai prinsip diri yang cukup dan pegangan dalam membentengi
diri dari ide/paham yang tidak benar. Dengan demikian, indoktrinasi berjalan
sangat lancar, ditambah lagi dengan kemampuan para teroris dalam mendoktrin
atau memprovokasi calon kader. Apa saja faktor yang mempengaruhi pemuda
tersebut untuk menjadi teroris?
2.3 Faktor
Penyebab Pemuda Menjadi Pelaku Teroris
Adapun
faktor-faktor pendorong terbentuknya terorisme di Indonesia bukanlah
semata-mata untuk kepentingan individu. Sebab, apabila dimotivasi untuk
kepentingan individu, maka semestinya hal tersebut apa yang dilakukannya dan
tindakannya tidak menyakitkan baik itu diri sendiri maupun orang lain. Adapun
faktor-faktor yang mendorong terbentuknya terorisme.
- Faktor ekonomi
Kita dapat menarik kesimpulan bahwa
faktor ekonomi merupakan motif utama bagi para terorisme dalam menjalankan misi
mereka. Keadaan yang semakin tidak menentu dan kehidupan sehari-hari yang
membikin resah pemuda untuk melakukan apa saja. Kemiskinan membuat pemuda gerah
untuk berbuat yang tidak selayaknya diperbuat seperti; membunuh, mengancam
orang, bunuh diri, dan sebagainya.
2.
Faktor
sosial
Situasi ini sangat menentukan
kepribadian seseorang dalam melakukan setiap kegiatan yang dilakukan. Sistem
sosial yang dibentuk oleh kelompok teroris atau garis keras membuat semua orang
yang mempunyai tujuan sama dengannya bisa mudah berkomunikasi dan bergabung
dalam garis keras atau terorisme.
3.
Faktor
Ideologi
Faktor ini yang menjadikan para
pemuda yakin dengan apa yang diperbuatnya. Perbuatan yang mereka lakukan
berdasarkan dengan apa yang sudah disepakati dari awal dalam perjanjiannya.
Dalam setiap kelompok mempunyai misi dan visi masing-masing yang tidak terlepas
dengan ideologinya.
Adapun beberapa faktor umum penyebab para pemuda banyak yang
menjadi pelaku teror di indonesia karena beberapa permasalahan yaitu :
1)
Frustasinya kaum muda karena banyaknya Sarjana
yang menganggur.
2) Korupsi
yang terus menerus yang dilakukan pejabat
pemerintah.
3) Kurangnya perhatian dari orang tua.
4) Kurangnya pengajaran agama.
5) Ketidakadilan pemerintah
dalam memimpin negara ini.
2.5 Dampak yang akan terjadi
2.5.1
Untuk Para Pemuda
a) Mereka tidak bisa menikmati indahnya masa remaja.
b) Mereka tidak bisa melakukan apa yang dilakukan
remaja seusianya.
c) Karena para teroris telah mencuci otak mereka.
2.5.2
Untuk Negara Indonesia
a) Dapat mencoreng nama baik negara kita di tingkat
dunia.
b) Para investor asing akan semakin takut untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
c) Pengangguran semakin banyak dan lapangan kerja
semakin menyempit.
d) Pendapatan perkapita Indonesia semakin menurun dan
menimbulkan krisis ekonomi.
2.6 Solusi Pemecahan
Masalah
Setiap masalah,
pasti ada solusinya. Begitu kata pepatah. Pemuda bunga bangsa,
peran kita harus nyata berperang terhadap teroris dengan mensosialisasikan bahaya dan gerakan anti terror
indonesia serta bukti bahwa kita pelajar bebas dari teroris
dan tindakan sejenisnya, lalu ditularkan ke-masyarakat dan pada saatnya kita akan menjadikan Indonesia menjadi negara bebas dari tindak teroris. Masa depan negeri ini tergantung
pada kemauan masyarakatnya dan peran pemuda
mengubah diri. Adapun solusi untuk
mencegah perekrutan remaja dalam terorisme melalui beberapa faktor yaitu :
1.
Keluarga
Orang tua harus mampu memberikan pendidikan agama
yang benar kepada anak dan berusaha untuk menciptakan suasana yang kondusif
terhadap anak sehingga muncul kepribadian yang positif dari anak.
2.
Masyarakat sekitar
Keluarga hanya bisa memantau anak terbatas di dalam
rumah, maka dari perlu juga adanya pengawasan dari masyarakat sekitar.
3.
Pemerintah
Pemerintah
bertugas untuk mencegah aksi teror pada remaja. Dengan cara membuka banyak
lapangan kerja sehingga tidak ada lagi pengangguran.
Disaat
kondisi bangsa seperti ini peran pemuda atau generasi muda sebagai pilar,
penggerak dan pengawal jalannya reformasi dan pembangunan sangat diharapkan.
Lalu, apakah kita sebagai pemuda hanya perlu duduk diam dan tak berbuat
apa-apa? Tentu saja tidak, kan! Kitalah generasi penerus bangsa, harapan
pahlawan-pahlawan kita terdahulu. Ingatlah, kita harus bisa berhati-hati dan
berusaha untuk membentengi diri sendiri. Semua ini (perekrutan) berasal dari
pergaulan kita. Kita harus berhati-hati dalam bergaul, terutama dengan orang
yang baru kita kenal. Kuncinya adalah janganlah terlalu mempercayai orang asing
(orang yang belum kita kenal dengan baik). Pengetahuan, pendidikan agama, dan
pendidikan moral mempunyai peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah
ini, karena “kepintaran tak akan berarti tanpa moral, sikap baik dan agama.”
BAB III
TEHNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh suatu
kebenaran ilmiah dalam penyusunan karya ilmiah ini,
maka penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara studi kepustakaan
(library research) yaitu mempelajari dan menganalisa secara
sistematis buku-buku, surat
kabar, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang
berhubungan dengan materi yang dibahas dalam karya tulis ilmiah ini.
BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS DATA
Data sekunder yang telah diperoleh
kemudian dianalisa secara kualitatif yaitu data yang diperoleh kemudian disusun
secara sistematis dan selanjutnya dianalisa secara kualitatif untuk mencapai
kejelasan masalah yang akan di bahas. Serta mengemukakan solusi jitu dari
pemuda mengenai terorisme di Indonesia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Sangat jelas bahwa teroris mulai
mengancam negara kita sejak dulu, Fakta yang tidak terbantahkan bahwa upaya
pemberantasan teroris di Indonesia bukanlah hal yang baru bagi kita.
Pencegahan dan penanggulangan terorisme membutuhkan suatu
kejasama secara menyeluruh. Selain kualitas dan kuantitas pemuda, maupun aparat
yang telah dibentuk pemerintah juga perlu adanya dukungan terhadap kepedulian pemuda,
karena dengan melibatkan pemuda penanggulanan dan pencegahan secara dini
terhadap seluruh aksi atau kegiatan terorisme dapat dengan mudah diatasi.
Disaat kondisi
bangsa seperti ini peran pemuda atau generasi muda sebagai pilar, penggerak dan
pengawal jalannya reformasi dan pembangunan sangat diharapkan. Lalu, apakah
kita sebagai pemuda hanya perlu duduk diam dan tak berbuat apa-apa? Tentu saja
tidak. Kitalah generasi penerus bangsa, harapan
pahlawan-pahlawan kita terdahulu. Ingatlah, kita harus bisa berhati-hati dan
berusaha untuk membentengi diri sendiri. Semua ini (perekrutan) berasal dari
pergaulan kita. Kita harus berhati-hati dalam bergaul, terutama dengan orang
yang baru kita kenal. Kuncinya adalah janganlah terlalu mempercayai orang asing
(orang yang belum kita kenal dengan baik). Pengetahuan, pendidikan agama, dan
pendidikan moral mempunyai peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah
ini, karena “kepintaran tak akan berarti tanpa moral, sikap baik dan agama.”
5.2 SARAN
Dalam penanganan
masalah Teroris ini dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak yang terkait
seperti pengamatan atau patroli oleh para penulis, baik yang amatir maupun yang
sudah professional, Membaca surat kabar yang beredar di berbagai media, dan
Juga dengan melibatkan fasilitas internet untuk mencari masalah dalam karya
tulis Ilmiah ini, selain itu juga dukungan dari semua pihak yang terkait dalam
pembentukan karya tulis Ilmiah ini. Tindakan
terorisme di Indonesia telah menelan banyak korban jiwa dan harta serta
menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Mengungkap dan mendeteksi
secara dini setiap aksi terorisme disarankan :
Sebagai
pelajar, kita harus mengenali, memahami dan mengerti tentang aksi para pelaku
Teror yang sangat mengganggu masyarakat sekitar khususnya di Negara kita ini
dan dampak yang terdapat di dalamnya, demi meningkatkan kualitas pelajar dan
mungkin saja kita bisa menemukan solusi-solusi praktis terhadap penanganan
Teroris yang terjadi.
Kenali
bahayanya dan lakukanlah apa yang bisa kita lakukan demi kemajuan bangsa yang
lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Menko Polhukam
RI, 2006, “Pedoman Operasi Terpadu Dalam
Penanganan
Aksi
Terorisme”,
Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme, Jakarta.
Mudzakkir,2008,Pengkajian Hukum tentang Perlindungan
Hukum bagi korban
Terorisme,
Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI,Jakarta, hlm. 6-7.
Nurdi, Herry. Lobi Zionis dan Rezim Bush : Teroris Teriak
Teroris.
Jakarta: Penerbit
Hikmah, 2006.
Salam Moch. Faisal, 2005, Motivasi Tindakan
Terorisme, Mandar Maju,
Bandung,
hlm. 2.
Sekkab Bidang
Hukum, 2004, ” Undang-Undang RI Nomor 32
Tahun 2004
Tentang Pemerintahan Daerah”, Perum
Percetakan Negara RI, Cet-1, Jakarta.
Wahid Abdul, dkk, 2004, Kejahatan
Terorisme Perspektif Agama, HAM,
Dan Hukum, Penerbit PT. Rafika Aditama, Bandung,
hlm. 29-30.
Link Terkait:
http://randikurniawan.blogspot.com/2009/08/meminimalisasi-potensi
terorisme
http://www.teririsme/perpu
1_02.htm,diakses
BIODATA PENYUSUN
A. Siswa :
1.
Nama :
Mochammad Ilham Abdul.F
Tempat/Tanggal Lahir : Cimahi, 06 November 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Golongan Darah : A
NIS : 091010083
Kelas : XII IPA - 3
Sekolah : SMA Negeri 1
Cisarua Bandung
Alamat
Rumah : Jl.Botani dalam 1 Nomor 10 RT/RW 05/15 Komp.Tani mulya
kabupaten Bandung Barat 40552.
Alamat Sekarang :
Asrama Bina Siswa SMA Plus Yayasan Darmaloka
Prov. Jawa Barat. Jl. Terusan Kolonel masturi No.64 Cisarua Kab.Bandung
Barat Tlp/Fax (022) 2700397
1.
Nama :
Nanang Rois Adnan
Tempat/Tanggal Lahir : Majalengka, 28 Juni 1994
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Golongan Darah : B
NIS : 091010022
Kelas : XII IPS - 1
Sekolah : SMA Negeri 1
Cisarua Bandung
Alamat
Rumah : Desa Beusi Blok Rabu RT/RW 04/04 Nomor 21 –Ligung
Kab.Majalengka.
Alamat Sekarang :
Asrama Bina Siswa SMA Plus Yayasan Darmaloka
Prov. Jawa Barat. Jl. Terusan Kolonel masturi No.64 Cisarua Kab.Bandung
Barat Tlp/Fax (022) 2700397
1.
Nama :
Wira lesmana
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 11 Juni 1993
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Golongan Darah : -
NIS : 091010095
Kelas : XII IPA - 3
Sekolah : SMA Negeri 1
Cisarua Bandung
Alamat Rumah : Kampung Bojong jengkol,
RT/RW 02/10 Nomor 59
Desa Cilebut Barat – Sukaraja
Kab.Bogor 16310
Alamat Sekarang :
Asrama Bina Siswa SMA Plus Yayasan Darmaloka
Prov. Jawa Barat. Jl. Terusan Kolonel masturi No.64 Cisarua Kab.Bandung
Barat Telp/Fax (022) 2700397.
Pembimbing:
Nama : Yayah
Mardiyah S.Pd
Tempat/Tanggal
Lahir : Subang, 14 Oktober 1965
Jenis
kelamin : Perempuan
NIP : 196510141988032004
Alamat
Rumah : Jl.
Cihanjuang No 95 Rt 02 Rw 19 Cimahi
Telepon
: (022)
6644763/08122067884
Pangkat/Golongan : Pembina, IVa
Unit
Kerja : SMA
Negeri 1 Cisarua Bandung
Alamat
Kantor :
Jalan Kolonel Masturi 64 Cisarua Bandung Barat
Telepon
kantor : (022)
2700050
Bidang
Keahlian : PBM
Geografi SMA
LAMPIRAN
Berikut adalah lampiran tentang korupsi
di indonesia :
1).
Salah satu lembaga anti terror Indonesia yang dibentuk pemerintah yang tugasnya
memberantas terorisme khususnya yang ada di Negara Indonesia.
2).
Gambar Pelaku bom bunuhdiri yang bernama Dani Dwi Permana
di Hotel JW Marriot.
PROFIL
SMAN 1 CISARUA
Prestasi yang telah Dicapai :
2008 Juara
II LKTI Ekonomi “Potensi Ekonomi di Jawa Barat”
tingkat
Jawa Barat.
2009 Juara
I LKTI Hari Lingkungan Hidup tingkat Nasional.